Ole Romeny: Cinta dan Emosi Membawaku ke Timnas Indonesia
Ole Romeny, keputusan pemain untuk membela sebuah negara sering kali berkaitan dengan peluang karier, strategi jangka panjang, atau bahkan tekanan eksternal. Namun, bagi Ole ter Haar Romeny, pilihan untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia bukan sekadar soal sepak bola. Di balik keputusannya terdapat kisah panjang tentang identitas, keluarga, dan cinta yang mengakar kuat pada tanah leluhurnya.
Table of Contents
Darah Indonesia yang Mengalir di Tengah Kehidupan Eropa
Ole Romeny lahir pada 20 Juni 2000 di Belanda. Ia besar di lingkungan khas Eropa dengan sistem pelatihan sepak bola yang terstruktur dan kompetitif. Namun, di balik kehidupan profesionalnya sebagai pesepak bola Belanda, Romeny tumbuh dengan kesadaran bahwa dirinya tidak sepenuhnya ‘Eropa’. Ibunya berasal dari Indonesia, dan sejak kecil ia kerap mendengar cerita-cerita tentang budaya, makanan, serta keramahan orang Indonesia.
“Saya ingat betul bagaimana ibu saya mengenalkan saya pada nasi goreng, rendang, dan cerita tentang keluarga di Indonesia. Itu bukan sekadar makanan atau cerita, tapi bagian dari siapa saya sebenarnya,” ucap Romeny dalam sebuah wawancara.
Meski tinggal jauh dari Nusantara, ikatan emosionalnya dengan Indonesia tak pernah luntur. Ketika mulai beranjak dewasa dan karier sepak bolanya mulai menanjak, pertanyaan soal identitas mulai mengemuka. Bukan hanya sebagai pesepak bola, tetapi sebagai seorang manusia yang ingin memahami dan terhubung dengan akar sejarahnya.
Perjalanan Karier yang Stabil di Belanda
Romeny memulai karier profesionalnya bersama NEC Nijmegen di Eerste Divisie, kompetisi kasta kedua di Belanda. Di sana, ia menunjukkan bakatnya sebagai penyerang yang tajam dan cerdas membaca ruang. Ia kemudian melanjutkan karier di beberapa klub, termasuk Willem II dan FC Utrecht, memperkuat reputasinya sebagai salah satu talenta muda yang menjanjikan.
Namun di tengah pencapaian itu, Romeny merasakan kekosongan. Ia menyadari bahwa ada bagian dari dirinya yang belum terpenuhi: keinginan untuk membela bendera merah putih. Pilihan itu bukan didasari oleh ketidakmampuan menembus skuad tim nasional Belanda, melainkan oleh panggilan hati.
“Bukan karena saya tidak punya tempat di Belanda, tapi karena saya merasa punya tanggung jawab dan cinta terhadap Indonesia. Saya ingin mengangkat nama Indonesia melalui apa yang saya bisa: sepak bola,” katanya.
Cinta dan Emosi: Alasan Utama Memilih Timnas Indonesia
Ketika federasi sepak bola Indonesia (PSSI) mulai membuka jalan naturalisasi bagi pemain keturunan, nama Romeny pun masuk dalam radar. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyatakan kesediaan. Proses administratif pun dimulai, dan ia berulang kali menyatakan komitmen totalnya untuk bergabung dengan Timnas Garuda.
Dalam beberapa pernyataan resmi, Romeny menegaskan bahwa keputusannya bukan soal kepentingan karier semata. Ia menolak label “pemain naturalisasi yang mencari peluang bermain di level internasional.” Sebaliknya, ia ingin dikenal sebagai pemain Indonesia — yang memang ingin membela tanah airnya.
“Saya tidak melihat Indonesia sebagai ‘opsi’. Ini adalah bagian dari saya. Ini adalah rumah yang ingin saya datangi, dan saya merasa terpanggil untuk berkontribusi,” ungkapnya.
Disambut Hangat oleh Publik dan Pelatih Timnas
Kehadiran Ole Romeny disambut antusias oleh publik sepak bola Tanah Air. Media sosial ramai dengan dukungan dan ucapan selamat, sementara banyak penggemar berharap ia bisa menjadi bagian penting dari generasi emas Timnas Indonesia. Pelatih kepala Shin Tae-yong pun dikabarkan sangat tertarik dengan gaya bermain Romeny yang fleksibel, cerdas dalam pergerakan tanpa bola, dan memiliki insting gol yang tajam.
“Romeny adalah pemain yang bisa bermain di beberapa posisi di lini depan. Dia punya teknik yang baik, dan semangat yang luar biasa,” ujar Shin dalam wawancara dengan media lokal.
Jika proses naturalisasinya berjalan lancar, Romeny diharapkan dapat tampil pada pertandingan internasional resmi, termasuk Kualifikasi Piala Dunia, Piala Asia, dan turnamen FIFA lainnya.
Menjawab Panggilan Tanah Leluhur
Lebih dari sekadar bermain bola, kehadiran Romeny mencerminkan makna lain dari sepak bola: identitas, sejarah, dan koneksi emosional antar generasi. Ia adalah contoh bagaimana diaspora Indonesia di luar negeri bisa berperan dalam pembangunan bangsa — melalui bakat, loyalitas, dan cinta pada akar budaya.
“Saya ingin anak-anak muda Indonesia tahu bahwa mereka punya potensi besar. Saya di sini bukan hanya untuk mencetak gol, tapi untuk membangun semangat dan kebanggaan,” ucap Romeny.
Harapan dan Mimpi di Masa Depan
Ole Romeny tidak menutupi ambisinya. Ia ingin membawa Indonesia tampil di pentas dunia, termasuk bermain di Piala Dunia. Namun, lebih dari itu, ia ingin memberikan dampak positif dalam jangka panjang — menjadi inspirasi bagi anak muda Indonesia, termasuk mereka yang tumbuh di luar negeri namun tak lupa asal-usulnya.
“Saya percaya sepak bola bisa menyatukan orang, membangun semangat, dan menciptakan perubahan. Dan saya ingin menjadi bagian dari itu bersama Indonesia,” tutupnya dengan penuh keyakinan.
ARTIKEL TERKAIT :
Post Comment