RS Unhas Klarifikasi Dugaan Penolakan Pasien Gawat Darurat oleh Dokter
RS Unhas Makassar — Media sosial dihebohkan dengan beredarnya video yang menunjukkan dugaan seorang dokter menolak pasien dalam kondisi gawat darurat di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas), Makassar. Video yang viral tersebut menuai kecaman dan kekhawatiran publik mengenai pelayanan kesehatan, terutama di rumah sakit pendidikan milik perguruan tinggi ternama di Indonesia tersebut.
Dalam video berdurasi sekitar 1 menit itu, tampak seseorang yang diduga merupakan keluarga pasien memprotes sikap seorang petugas medis yang disebut tidak segera menangani pasien dengan kondisi kritis. Reaksi publik pun cepat dan keras, dengan banyak yang menuntut klarifikasi dari pihak rumah sakit.
Menanggapi isu yang terus bergulir, pihak manajemen RS Unhas akhirnya memberikan penjelasan resmi untuk meluruskan informasi yang berkembang. Berikut rangkuman lengkap klarifikasi dari pihak rumah sakit, termasuk konteks kejadian, prosedur yang berlaku, dan langkah tindak lanjut.
Table of Contents
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan resmi RS Unhas yang disampaikan dalam konferensi pers pada [tanggal], insiden tersebut terjadi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada malam hari. Pasien yang dibawa oleh keluarganya disebut dalam kondisi tidak sadar, dan langsung diarahkan ke area triase untuk penilaian kondisi.
Triase adalah prosedur standar di IGD untuk menentukan tingkat kegawatan pasien. Prosedur ini penting agar pasien dengan kondisi paling kritis bisa mendapatkan penanganan terlebih dahulu.
Namun, dalam proses triase inilah terjadi kesalahpahaman antara pihak keluarga pasien dan petugas medis. Keluarga merasa pasien tidak segera ditangani secara memadai, padahal menurut RS Unhas, tim medis sedang memproses penilaian klinis secara cepat dan profesional.
Penjelasan RS Unhas
Dr. dr. Irwan A. Rasyid, Sp.BS(K), Direktur Utama RS Unhas, menyampaikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan atau penolakan terhadap pasien dalam kondisi darurat.
“Kami memahami adanya kekhawatiran masyarakat. Namun perlu kami tegaskan, tidak ada penolakan pasien di IGD RS Unhas. Prosedur yang dilakukan adalah bagian dari sistem triase untuk menentukan prioritas penanganan medis,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa dokter dan tenaga medis yang bertugas saat itu telah mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dan etika profesi. Meskipun demikian, pihak rumah sakit tetap melakukan evaluasi internal untuk memastikan tidak ada kelalaian atau miskomunikasi dalam pelayanan.
Klarifikasi Terkait Video Viral
Pihak RS Unhas juga menyesalkan bahwa video yang beredar tidak menampilkan keseluruhan konteks kejadian. Video tersebut hanya menunjukkan sebagian kecil interaksi antara petugas medis dan keluarga pasien, tanpa menampilkan proses medis yang sedang berlangsung atau situasi ruangan secara menyeluruh.
“Informasi yang disampaikan di media sosial sangat potong-potong. Kami mohon masyarakat bijak dalam menyikapi dan tidak langsung menyimpulkan tanpa informasi lengkap,” kata dr. Irwan.
Untuk memastikan transparansi, RS Unhas juga menyatakan bersedia bekerja sama dengan instansi terkait seperti Kementerian Kesehatan, IDI (Ikatan Dokter Indonesia), dan Ombudsman jika diperlukan.
Tanggapan dari Keluarga Pasien
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari keluarga pasien terkait klarifikasi pihak rumah sakit. Namun sejumlah pihak menyarankan agar kasus ini diselesaikan secara baik dan terbuka, tanpa prasangka dan dengan mengutamakan kepentingan pasien.
Beberapa netizen yang semula marah pun mulai merespons lebih bijak setelah klarifikasi disampaikan. Banyak yang mengingatkan bahwa tenaga medis bekerja di bawah tekanan besar, dan penting bagi semua pihak untuk saling memahami.
Evaluasi dan Langkah Perbaikan
RS Unhas menyatakan telah melakukan langkah-langkah perbaikan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Di antaranya:
- Peningkatan Pelatihan Komunikasi Petugas Medis
Seluruh tenaga kesehatan akan mendapat pelatihan tambahan mengenai komunikasi efektif dan pelayanan prima di situasi krisis. - Evaluasi SOP IGD
SOP akan ditinjau ulang untuk memastikan proses triase tidak menimbulkan salah paham di mata masyarakat. - Peningkatan Edukasi Publik
RS Unhas juga akan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya prosedur triase dan bagaimana alur penanganan di IGD.
Kesimpulan
Kasus dugaan penolakan pasien gawat darurat di RS Unhas menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Di satu sisi, rumah sakit harus terus meningkatkan pelayanan dan komunikasi publik. Di sisi lain, masyarakat juga perlu memahami bahwa prosedur medis memiliki tahapan yang harus dijalankan demi keselamatan pasien secara menyeluruh.
Pihak RS Unhas telah menyampaikan klarifikasi, mengevaluasi internal, dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang konkret. Semoga kejadian ini menjadi momentum untuk memperkuat kepercayaan antara masyarakat dan institusi kesehatan, serta meningkatkan kualitas pelayanan di seluruh rumah sakit di Indonesia.
Post Comment